CARAPANDANG – Dosen Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Reni Suwarso menyatakan kolaborasi multidisplin cara untuk menyelesaikan permasalahan sampah di area perairan. Kerja sama yang multidisiplin dapat dilakukan antara Pemerintah, masyarakat, Perguruan Tinggi hingga relasi dengan mitra internasional.
“Konsep water-sensitivity ini sangat bagus dan sukses di Australia dan di beberapa negara. Tetapi, ketika diterapkan di Indonesia, kita harus melakukan penyesuaian,” kata Reni Suwarso kepada wartawan di acara Media Gathering di Jakarta Pusat, Kamis (24/7/2025).
Menurut Reni, membuat sejumlah proyek yang mendukung program pemerintah ini salah satu langkah proaktif dari masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sampah. Seperti, yang dilakukan Dosen sekaligus peneliti, Dwinanti Rika Marthanty dan tim yang membuat kawasan eko wisata di Desa Cibodas dan Desa Padamukti, Kabupaten Bandung.
“Dengan pembentukan ekowisata, masyarakat tergerak untuk mengelola sampah dengan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle). Selain itu, aktivitas ekonomi dengan budidaya kopi, pemanfaatan lahan untuk membuka usaha kuliner, mengembangkan usaha ternak, penjualan magot dan lain sebagainya,” ucap Reni.
Sebelumnya, Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum dirilis di era Presiden Joko Widodo. Satuan Tugas Citarum dengan struktur dan koordinasi kerja top-down juga dibentuk.