Webinar juga menghadirkan praktik nyata dari lapangan. Ni Putu Nita Anggraini, fasilitator SPAB dari Bali, mencontohkan pentingnya edukasi kesiapsiagaan bagi siswa berkebutuhan khusus, serta pengintegrasian materi SPAB dalam kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
Andrianto, fasilitator nasional, menggarisbawahi bahwa SOP tidak boleh bersifat statis. Evaluasi berkala dan penyesuaian berdasarkan dinamika lingkungan dan pengalaman simulasi sangat penting agar SPAB tidak hanya formalitas, tapi menjadi bagian dari budaya sekolah.
“Budaya aman tidak dibentuk sekali. Ia dibangun, dilatih, dievaluasi, lalu diperkuat terus-menerus,” tandasnya. dilansir infopublik.id