CARAPANDANG – Kasus balita di Sukabumi yang meninggal karena cacingan menjadi perhatian serius pemerintah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan, kasus tersebut fatal meski prevalensi cacingan di Indonesia relatif kecil.
Juru Bicara Kemenkes, Widyawati mengatakan, cacingan bukan masalah kesehatan baru. Namun jika kejadian sampai meninggal dunia, ia menyebut karena penanganannya yang terlambat.
“Cacingan bukan baru kali ini saja ada, tapi yang di Sukabumi karena penangananya yang terlambat. Dan perlu diingat sebab kematian itu juga multi faktor,” katanya, saat berbincang bersama Pro3 RRI, Kamis (31/8/2025).
Menurutnya, surveilans cacingan rutin dilakukan setiap tahun di sejumlah kabupaten kota. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi cacingan pada anak sebesar 3,3 persen.
Ia memastikan, Kemenkes menjalankan program pemberian obat pencegahan massal di sekolah dasar. “Obat cacing diberikan dua kali setahun pada anak usia 1-12 tahun,” ucapnya.
Selain itu, pencegahan juga dilakukan melalui posyandu untuk balita. Orang tua diimbau aktif membawa anaknya ke posyandu untuk memantau perkembanagn berat badannya.
“Bila berat badan turun atau nafsu makan berkurang, maka akan ditindaklanjuti. Meskipun penyebabnya bisa beragam bukan hanya karena cacingan,” katanya.